Apabila berkunjung ke Pati, maka wisatawan akan bertemu dengan Patung Kuda bersama Prabu Kresna dan Arjuna. Patung ini berlokasi di depan SMP Negrei 4 Pati, tepatnya di Desa Puri, Kecamatan Pati. Patung ini menggambarkan sosok Arjuna dan Krisna terlihat gagah sedang menunggang kuda dengan posisi Kresna bersiap untuk memanah. Wisatawan dapat memanfaatkan patung ini untuk lokasi selfie karena memiliki arsitektur yang bagus dan warna putih yang cocok untuk dijadikan spot berfoto.
Selain patung ini, wisatawan juga dapat berkunjung ke Taman Stasiun Puri Pati. Taman Stasiun Puri Pati berlokasi cukup dekat dengan patung kuda sehingga cocok untuk dikunjungi setelah puas berfoto di patung kuda. Stasiun KA Pati yang dulu sangat terkenal kini dijadikan sebagai objek wisata oleh pemerintah setempat sekaligus untuk menjadi tanda pengingat bahwa Pati pernah memiliki stasiun kereta api yang besar. Taman ini cocok untuk digunakan sebagai tempat rekreasi dan berfoto karena terdapat air mancur, taman yang asri, dan lampu menyala warna-warni yang bersinggungan dengan air mancur pada malam hari.
Bagi wisatawan yang hendak menikmati suasana ala Kota Pati sekaligus berbaur dengan masyarakat sekitar maka perlu mengunjungi Alun-Alun Kota Pati. Alun-alun ini terletak di jantung kota dan menjadi penuh dengan masyarakat dan pedagang kaki lima. Alun-alun ini memiliki konsep yang sama dengan simpang lima di kota semarang atau alun-alun kota yogyakarta. Wisatawan dapat menikmati makanna khas kota pati dan bermain di tengah-tengah alun-alun.
Pati juga memiliki objek wisata sejarah dengan keberadaan objek wisata situs peninggalan gerbang majapahit. Objek wisata ini merupakan peninggalan sejarah yang berupa Pintu Gerbang terbuat dari kayu jati dan merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang dibuat sekitar abad ke-15. Pintu gerbang ini diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria. Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak mampu lagi mengangkat pintu gerbang ini sehingga tidak mampu melanjutkan perjalanan dan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai meninggal dunia.
Bila ingin menikmati pemandangan alam sekaligus mengenal lebih dalam kebudayaan masyarakat pati, maka wisatwan perlu mengunjungi Desa Wisata Jolong. Desa Wisata Jolong dikenal sebagai bumi perkemahan. Selain itu desa ini juga terdapat banyak perkebunan kopi beserta pabrik kopi yang sudah lama beroprasi. Warga sekitar mengatakan bahwa pabrik kopi ini telah ada sejak zaman penjajahan pemerintaan kolonial belanda. Selain menikmati pabrik kopi, di desan ini juga terdapat Air Terjun Grenjengan yang memiliki pemandangan yang menarik sehingga cocok dijadikan tempat berfoto.
Untuk wisata religi, pati memiliki Masjid Agung Baitunnur yang memiliki arsitektur yang unik. Di samping kiri masjid menjulang menara tunggal yang terpisah dengan bangunan utama masjid. Di sebelah belakang masjid berdiri Gedung Islamic Centre yang bergandengan dengan tempat wudlu dan kamar mandi. Keunikannya, antara masjid dan tempat wudlu dihubungkan dengan teras dan kolam yang sama-sama berdasarkan tatanan batu-batu kerikil. Masjid Agung Baitunnur Pati dibangun pertama kali oleh Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro (Raden Bagus Mita). Pembangunan Masjid Baitunnur dimulai pada tahun 1261 H atau 1845 M. Tahun pembangunan ini ditunjukkan oleh prasasti berbentuk kaligrafi milik Masjid Agung Baitunnur Pati yang sekarang berada di Masjid Gambiran. Kaligrafi tersebut berbunyi: “ibtidaa’u binaa’i hadza al-masjid fii sanah 1261 H / 1845 M”. (artinya: Awal Pembangunan Masjid ini adalah pada Tahun 1261 Hijriyah bertepatan dengan Tahun 1845 Masehi).