Merdeka … Merdeka … Merdeka … Mungkin suasana gegap gempita kita dalam menyambut hari ulang tahun negara kita masih kalah denagn suasana kala rakyat Indonesia mendengar pidato proklamasi yang disampaikan oleh Bung Karno dan didampingi Bung Hatta. Setelah 3,5 abad dijajah Belanda, ditambah 3 tahun dijajah Jepang, tentunya pernyataan proklamasi memberikan angin segar untuk rakyat Indonesia menerima nikmatnya kemerdekaan dan kebebasan yang hingga kini masih bisa kita rasakan. Nah, biar kita bisa merasakan bagaimana kegembiraan suasana pada proklamasi kala itu, gimana kalau kita jalan-jalan ke tempat-tempat penting yang dulu digunakan untuk persiapan proklamasi? Agar kita bisa semakin menghargai kemerdekaan negeri kita tercinta ini. Yuk kita mulai dari …
1. Museum Kebangkitan Nasional
Museum yang berada di Jalan Abdurrahman Saleh No.26, tak jauh dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat ini dahulunya adalah gedung sekolah dan asrama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau sekolah kedokteran bagi warga pribumi pada masa itu. Lulusan sekolah ini memiliki kemampuan yang sama dengan mereka yang bersekolah kedokteran di Eropa. Namun kemudian sekolah ini dipindahkan ke Jl. Salemba No. 6 pada tahun 1920 dan dialihkan menjadi tempat pendidikan yang lain, seperti sekolah apoteker, SMP, dan juga SMA. Dan dari anak-anak didik di STOVIA inilah pertama kali lahir organisasi pergerakan bangsa yang diawali dengan berdirinya Organisa Budi Utomo yang kemudian diikuti dengan pendirian oraganisasi pergerakan yang lainnya. Hari lahir Budi Utomo kemudian ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sebelum menjadi Museum Kebangkitan Nasional, dahulunya terdapat 4 museum di sini, yakni Museum Budi Utomo, Museum Kesehatan, Museum Wanita, dan Museum Pers. Baru pada 7 Februari 1984 diresmikan sebagai Museum Kebangkitan Nasional dengan 2.042 buah koleksi, mulai dari mebel, baju pejuang, perlengkapan kesehatan, senjata, dan sejumlah foto peristiwa pada masa itu. Sejumlah diorama yang menggambarkan keadaan siswa STOVIA kala belajar ataupun kala rapat akan memberikan kita gambaran secara nyata bagaimana proses yang dilalui para pelajar kala mendirikan organisasi pergerakan untuk pertama kalinya demi mencapai Indonesia merdeka.
2. Rumah Rengasdengklok
Salah satu peritiwa penting hingga akhirnya Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia adalah kala para golongan muda seperti Sukarni, Chairul Shaleh, dan Wakani menculik Bung Karno dan Bung Hatta guna segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Kedua tokoh besar tersebut dibawa ke sebuah rumah di kawasan Rengasdengklok, milik seorang petani kecil keturunan Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong. Meski namanya tak tertulis dalam sejarah namun dia meminta keturunannya untuk tetap menempati rumah tersebut karena di rumah tersebutlah salah satu sejarah penting bangsa ini terjadi dan dibuka untuk umum. Di ruang tamu rumah ini terpajang sejumlah foto para “Bapak Bangsa” bersama dengan foto sang pemilik rumah.
3. Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok
Tak jauh dari Rumah Rengasdengklok dibangun sebuah monumen bernama Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok di tanah bekas markas tentara PETA (Pembela Tanah Air). Monumen ini berada di daerah Bojong Tugu, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat dengan bentuk tangan mengepal sementara dibawahnya sebuah bola bertuliskan 17 Aug 1945. Sebagai penopangnya berupa dinding yang bertuliskan teks proklamasi. Monumen tersebut dikelilingi dengan dinding yang dipenuhi dengan relief-relief. Relief tersebut merupakan gambaran dari peristiwa Rengasdengklok.
4. Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Nah, kalau tempat yang satu ini kemarin sudah kita bahas. Namun sebagai pengingat saja rumah yang berarsitekturkan Eropa ini pada masa kependudukan Jepang hingga jelang kemerdekaan Indonesia dihuni oleh seorang Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang, Laksamana Tadashi Maeda. Beliau mempersilahkan para tokoh bangsa merumuskan teks proklamasi di rumahnya. Sejumlah diorama juga disertakan dalam museum ini untuk menggambarkan peristiwa tersebut, selain scan teks proklamasi dan sejumlah foto perjuangan.
Monumen kebanggaan rakyat Indonesia merupakan monumen yang dibangun oleh Presiden Soekarno untuk mengenang perjuangan yang dilakukan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Sekaligus untuk meneruskan semangat juang tersebut kepada generasi penerus. Apalagi lokasinya berada di Lapangan Merdeka yang merupakan tempat bersejarah sejak masa kolonial Belanda. Monumen ini tidak hanya bernilai sejarha tinggi, namun juga dari segi nilai bangunannya juga lumayan besar. Lidah apinya saja terbuat dari perunggu yang berlapiskan emas. Secara keseluruhan, bangunan ini jika dikalkulasikan bernilai hingga Rp 32,4 triliun. Angka yang cukup fantastis bukan?
6. Tugu Proklamasi
Dalam membacakan teks proklamasi, Bung Karno dan Bung Hatta melakukannya di depan rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 yang kemudian dikenal dengan nama Gedung Proklamasi. Gedung tersebut awalnya akan direnovasi namun karena tak kunjung selesai akhirnya Presiden Soekarno mendirikan Tugu Petir atau juga Tugu Proklamasi di sana. Disebut Tugu Petir karena berbentuk dengan bulatan dan berkepala petir, layaknya lambang Perusahaan Listrik Negara. Tugu ini pun dibangun untuk memperingati peristiwa proklamasi dengan dua buah patung Bung Karno dan Bung Hatta dalam ukuran besar dan saling berdampingan, layaknya dalam foto kala mereka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Nah travelers, dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah tersebut bisa menjadi salah satu cara kita untuk memperingati hari jadi Indonesia. Namun yang paling penting adalah meneruskan semangat juang para founding father untuk memajukan Indonesia dan membuat negeri ini lebih mandiri di atas kekayaannya yang dikelola sendiri. Jadi yuk semangat berjuang bersama untuk kemajuan negeri kita tercinta ini :)