Kata siapa ke Bali hanya untuk berwisata ke pantai? Karena nyatanya di Bali pun terdapat sejumlah danau yang begitu menakjubkan. Jika travelers pegi ke kawasan Bedugul tentunya sudah tak asing lagi dengan sebuah danau yang tak pernah sepi dengan pengunjung tersebut. Kawasan danau tersebut kerap disebut hanya dengan nama Danau Bedugul karena memang lokasinya yang berada di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Namun sejatinya di sana terdapat beberapa danau, diantaranya Danau Beratan, Danau Tamblingan, dan Danau Buyan. Ketiga danau tersebut merupakan danau yang terbentuk sebagai akibat dari aktivitas vulkanik yang membuatnya terbentuk dalam kaldera yang besar. Karena lokasinya yang berdekatan dan juga termasuk dalam gugusan danau kembar, membuat danau-danau tersebut seolah menjadi satu.
Namun dari ketiga danau yang berada di kawasan Bedugul, danau yang kerap didatangi wisatawan adalah Danau Beratan karena lokasinya yang berada paling ujung dan juga dekat dengan jalan raya provinsi. Selain berdekatan dengan jalan raya yang memudahkan akses menuju ke sana, Danau Beratan juga cukup dengan Kebun Raya Eka Karya Bali sehingga membuat akomodasi banyak tersebar di sekitar Danau Beratan yang tentunya semakin memudahkan para travelers yang hendak berlibur di sana. Namun yang lebih menjadi dya tarik utama dari danau ini tentunya berasal dari pemandangan alam yang begitu menakjubkan yang dimilikinya. Dengan lokasi danau yang berada di ketinggian 1.239 dari permukaan laut dan juga berada di sekitar area pegunungan membuat udara di sekitar Danau Beratan cukup sejuk dan bersih. Karena lokasinya itu pula yang membuat kawasan Beratan kerap diselimuti dengan kabut, terutama pada pagi hari. Jangan ditanya tentang suhu udaranya. Kalau tak mau kedingingan, jangan lupa bersiap mengenakan pakaian hangat selama berada di sini. Barang wajib yang juga tak boleh ketinggalan adalah payung dan sandal demi menghadapai hujan yang sering datang secara tiba-tiba.
Danau Beratan merupakan danau terluas di Bali kedua setelah Danau Batur dengan luas mencapai 1.607,5 Ha. Sementara kedalaman danau ini mencapai 23 meter. Untuk mengelilingi danau, penduduk sekitar menyewakan perahu tradisional dan juga perahu motor untuk mengelilingi danau. Sambil mengelilingi danau, travelers bisa berhenti di tengaha taupun di sudut danau untuk memancing. Ada beragam ikan yang bisa travelers dapatkan. Tak hanya itu travelers juga akan mendapatkan pemandangan yang begitu menakjubkan sambil menikmati segarnya udara di sekitar danau. Sambil jeprat-jepret untuk mengabadikan keindahan alam sekitar Danau Beratan yang berbackgroundkan Pura Ulundanu juga cukup menakjubkan.
Lokasi Pura Ulundanu memang tak terlalu jauh dari danau. Pura yang cukup populer di Bali ini berlokasi di sebelah barat danau dengan posisi yang lumayan menjorok ke danau. Namun sebelum sampai di pura, terdapat sebuh taman yang cukup asri dan berada di tengah-tengah antara Danau Beratan dan Pura Ulundanu. Di taman tersebut terdapat sebuah candi Budha yang hingga kini masih digunakan dan berada di sisi barat pura. Pura Ulundanu sendiri merupakan tempat untuk memuja dewa air, sungai, dan danau sekaligus pemberi kesuburan, Sang Hyang Dewi Danu. Pura ini jua menjadi tempat pemujaan Trimurti dengan keberadaan empat bangunan suci, yakni Pura Dalem Purawa, Pura Lingga Petak, Pura Teratai Bang, dan Pura Penataran Puncak Mangu. Pada bagian puncaknya terdapat meru atau atap bertingkat yang masing-masing tingkatannya mewakili tiga dewa utama dalam ajaran Hindu, yakni 3 tingkat untuk Dewa Siwa, 7 tingkat untuk Dewa Brahma, dan 11 tingkat untuk Dewa Wisnu. Ada pula tiga patung yang diberi warna berbeda untuk ketiga dewa tersebut.
Pura yang diperkirakan telah ada sebelum tahun 1556 ini sempat diperbaiki oleh I Gusti Agung Putu atau yang juga dikenal dengan julukan I Gusti Agung Sakti yang merupakan salah seorang raja dari Kerajaan Mengwi. Perbaikan tersebut ia lakukan pada tahun 1633 dengan memadukan arsitektur Hindu dan Budha. Hal ini menunjukkan pada tahun tersebut ajaran Budha juga berkembang di Bali dan hidup berdampingan dengan agama Hindu. Apalagi dengan keberadaan wihara yang masih terawat hingga saat ini yang kian menguatkan hal tersebut. Kawasan Ulundanu juga diperkirakan telah menjadi tempat pemujaan sejak tahun 500 SM dengan ditemukannya papan batu dan juga sarkopagus yang diperkirakan berasal dari zaman megalitikum. Kini kedua benda tersebut berada di depan pura sehingga bisa dilihat siapa saja yang bertandang ke sana.
Bukan hanya kehidupan umat Hindu dan Budha saja yang berjalan harmonis di sekitar Danau Beratan namun juga dengan umat Islam yang ditunjukan dengan keberadaan masjid di sana. Berkunjung ke Danau Beratan, travelers tidak hanya dibuat terpesona dengan keindahan alamnya namun juga dengan harmonisasi kehidupan umat beragama di sana yang penuh dengan rasa toleransi yang tinggi. Jadi yuk bertandang ke danau yang menjadi obyek gambar uang Rp 50.000 tersebut.