Ketika mendengar kata Yogyakarta, travelers tentunya tak hanya ingat dengan nasi gudeg aja dong. Yang juga khas dari kota Yogyakarta adalah bagaimana budaya masyarakat Yogyakarta begitu melekat. Hal ini tak terlepas dari kehiduupan mereka yang masih bergantung dengan isatana. Tak heran jika kemudian daerah Yogyakarta ditetapkan sebagai daerah istimewa. Asiknya lagi lingkungan istana Yogyakarta bisa didatangi untuk umum. Dan tak hanya destinasi istana aja yang bisa travelers datangi. Ada salah satu lagi tempat yang tidak kalah menarik untuk didatangi. Namanya adalah Taman Sari yang berarti taman yang indah dan merupakan kompleks istana air. Istana air Taman Sari ini hanya berjarak 1 km dari arah barat keraton. Kompleks istana ini dibangun sebagai tempat peristirahatan bagi keluarga Sultan Hamengkubuwono I di tahun 1758.
Sebagai tempat yang dibangun untuk peristirahatan Sultan, maka Taman Sari dilengkapi dengan sejumlah pepohonan rindang sehingga memberikan suasana yang sejuk dan segar. Pohon-pohon ini ditata sedemikian rupa di area perkebunan yang mengelilingi kompleks Taman Sari. Suasana semakin segar dengan keberadaan danau buatan serta kolam pemandian. Di danau ini pula Sultan kerap berperahu dan berenang di sana sebagai salah satu aktivitas berolahraga beliau. Olahraga lain kegemaran sang Sultan adalah berburu rusa yang juga dilakukan di Taman Sari. Kompleks Istana Taman Sari juga digunakan Sultan untuk menyaksikan sejumlah atraksi hiburan seperti Tari Srimpi, Tarian Klasik Bedoyo, maupun musik gamelan. Suasana Taman Sari yang begitu tenang juga kerap digunakan Sultan sebagai tempat meditasi. Di beberapa bagian bangunan yang lain juga memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan. Kompleks Istana Taman Sari benar-benar tempat yang memiliki beragam fungsi.
Pada saat terjadi gempa yang menyerang Yogyakarta di tahun 1867, wilayah kompleks Taman Sari juga mengalami kerusakan parah. Pada awalnya kompleks Taman Sari ini memiliki luas hingga 10 hektar lebih, mulai dari sisi sebelah barat daya Kedhaton sampai bagian tenggara kompleks Magangan. Ada sekitar 57 gedung di sini, selain gedung utama juga terdapat kolam pemandian, jembatan gantung, kanal, lorong bawah tanah, dan juga dana buatan yang dilengkapi dengan pulau buatan juga. Namun akibat dari serangan gempa tersebut, hanya bagian yang berada di barat daya Kedhaton saja yang berhasil dipulihkan. Saat ini dari empat bagian Taman Sari, hanya sebagian yang masih bisa dilihat kemegahannya. Bagian yang pertama adalah komplek pemandian yang disebut Umbul Binangun. Ada sejumlah bangunan yang bisa disaksikan, meski bagian kebun dan tamannya sudah tak nampak lagi. Bangunan pertama yang bisa disaksikan di Umbul Binangon adalah Gapura Hageng yang menjadi pintu gerbang taman dan berada di bagian barat istana. Selanjutnya ada lopak-lopak yang berupa menara berlantai dua dengan bentuk persegi delapan. Dan yang tak ketinggalan tentu saja bagian umbul binangun yang merupakan kolam pemandian bagi Sultan dan keluarga.
Bangunan lain yang ada di Taman Sari adalah gedhong sekawan yang juga merupakan tempat peristirahatan bagi Sultan dan keluarga dengan bentuk bangunan persegi delapan. Ada pula Gedhong Gapura Panggung yang berupa bangunan dengan empat buah jenjang. Di sana juga terdapat empat patung ular yang kini hanya tersisa dua buah. Dan yang terakhir terdapat bangunan penjagaan yang dikenal dengan nama Gedhong Temanten. Saat ini di Taman Sari sedang dilakukan proses rekonstruksi. Salah satu bagian yang berhasil direkonstruksi adalah Pasarean Dalem Ledok dengan bentuk bangunan seperti huruf U dan berfungsi sebagai tempat peraduan Sultan dan permasuri seklaigus sebagai tempat meditasi. Sayangnya kebun dan kolam Garjitawati tidak lagi nampak bentuk fisiknya. Beberapa bagian Taman Sari juga telah menjadi area pemukiman. Dari sini yang tersisa hanyalah jembatan gantung dan sisa dermaga yang diperkirakan di sini pula lokasi danau dahulunya berada. Di tengah danau ini juga terdapat pulau buatan bernama Pulau Kenongo lantaran di sini ditanami sejumlah pohon kenanga.
Di Pulau Kenongo saat ini masih bisa disaksikan puing gedung yang menjadi bekas dari Gedhong Kenongo. Bangunan ini dahulunya nampak berada di atas air. Di sebelah selatan pulau terdapat bangunan kecil bernama Tajug yang merupakan bagian dari menara ventilasi udara untuk terowongan yang menjadi akses dari Pulau kenongo dari bawah tanah. Tak hanya Pulau Kenongo, Taman Sari juga memiliki pulau lain yang dikenal dengan nama Pulau Cemethi atau Pulau Panembung. Di pulau ini terdapat bangunan berlantai dua, sebuah sumur yang nampak menggantung, dan juga sumur gumuling yang berupa bangunan berlantai dua. Dengan proses rekostruksi yang terus dilakukan, kemungkinan besar kita bisa mendapatkan pemandangan Taman Sari secara keseluruhan juga semakin besar. Semoga rekonstruksi ini segera selesai sehingga kita pun bisa bersantai ala Sultan di tempat yan memiliki banyak fungsi ini. Namun saat ini pun kita masih bisa tetap ke sana, karena di beberapa spot tertentu dari bagian Taman Sari bisa menjadi spot yang menarik untuk dijadikan tempat foto. Tertarik buat ke sana? Travelers bisa menginap di hotel murah di Yogyakarta buat akomodasi. Atau kalau gak mau ribet bisa menggunakan tour Yogyakarta untuk pengalaman traveling yang bener-bener smart ;)