Beberapa bulan terakhir, tidak hanya kasus kebakaran hutan yang melanda sejumlah gunung di Indonesia, namun juga peristiwa letusan sejumlah gunung berapi. Setelah pada bulan September lalu Gunung Sinabung memuntahkan isinya, ganti pada bulan Oktober salah satu anak Gunung Rinjani, yakni Gunung Barujari, turut serta terjadi erupsi yang memaksa sejumlah bandara di Bali, Lombok, dan Banyuwangi menutup penerbangan mereka. Dan kini, sejak hari Kamis, 12 November 2015 lalu, aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Jawa Timur terus meningkat. Sejatinya tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik telah berlangsung sejak 30 Oktober 2015, sebagaimana yang tercatat dalam pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Namun pada 12 November, aroma belerang yang cukup kuat sudah tercium. Selain utu nampak pula asap putih yang berubah menjadi kelabu pada ketinggian 100 sampai 150 meter menuju arah barat daya serta diiringgi dengan gempa tremor amplitudo berkekuatan mencapai tiga milimeter.
Meski kini status Gunung Bromo masih waspada dan berada di level II, namun menurut petugas kunjungan ke Gunung Bromo masih tetap aman. Apalagi hari ini asap yang dikeluarkan Gunung Bromo tidak lagi berwarna kelabu namun telah menjadi putih kembali dengan arah gerak mengikuti angin menuju arah barat. Karenanya pihak petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membantah bahwa wisata ke Gunung Bromo ditutup. Wisatawan tetap diperbolehkan mengunjungi Gunung Bromo namun harus dengan mematuhi sejumlah peraturan dan dalam jumlah yang terbatas. Hal ini mengingat asap vulkanik hanya sampai di sekitar kawah dan belum menyerang hingga ke pemukiman warga. Bukan saja menginformasikan kepada pengunjung, namun petugas juga memasang sejumlah papan pemberitahuan mengenai aktivitas vulkanik Gunung Bromo yang ditempatkan di pintu masuk menuju Gunung Bromo. Bahkan pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga menempatkan sejumlah petugas untuk melakukan patroli kepada wisatawan yang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Sejumlah peraturan yang diberikan petugas meliputi larangan untuk mendekati kawah dalam radius 1 km. Hal ini mengingat karakter Gunung Bromo yang sulit ditebak. Meski kini aktivitas vulkanik cenderung menurun, bisa saja secara tiba-tiba aktivitas ini meningkat tajam. Karenanya pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menghimbau kepada wisatawan untuk berada di tempat dengan jarak aman dari bibir kawah sejauh 1 km. Meski tidak bisa menikmati pemandangan indah kawah Gunung Bromo, namun travelers masih tetap bisa bermain-main di padang savana atau bukit teletubies, lautan pasir berbisik, maupun ke Coban Pelangi. Jadi buat travelers yang sudah punya rencana untuk mengikuti open trip tour Bromo murah, gak usah ragu buat melanjutkan karena masih banyak tempat keren di Bromo yang bisa travelers jelajahi, selain puncak kawahnya. Namun ingat, untuk tetap mematuhi peraturan yang telah disampaikan petugas demi keselamatan bersama. Sebaiknya dalam mengikuti tour tersebut jangan lupa untuk membawa masker demi menghindari serangan asap dan abu vulkanik.