Beberapa bulan terakhir ini wajah Indonesia lagi muram banget nih travelers. Ditengah keinginan pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, malah Indonesia lagi dikepung asap. Hampir 3/4 wilayah Indonesia dikepung dengan kabut asap. Tinggal Jawa Tengah, Yogyakarta, NTT, Sulawesi Utara, Maluku Utara, bagian utara Papua, dan sebagian daerah di Jawa Timur yang tak tertutup kabut asap. Itu pun kini kondisi Jawa Timur juga ikut prihatin karena banyaknya gunung di Jawa Timur yang mulai terbakar. Dan sejauh ini sebagian besar kebakaran tersebut disebabkan karena human eror, ada yang emang disengaja buat buka lahan ada juga yang gak disengaja. Kayak travelers yang gak padamin perapian dengan bener ataupun ngebuang puntung rokok sembarangan. Apalagi sekarang lagi kemarau panjang dengan angin yang cenderung kencang, bikin api cepat menyebar ke banyak titik. Kalau uda kayak gini siapa yang susah? kita jugakan travelers.
Nah, berikut ini kita mau rangkumin peristiwa kebakaran hutan yang berlangsung beberapa bulan ini biar kita bisa makin aware lagi dengan lingkungan kita. Jadi kita dan yang lebih penting lagi anak cucu kita nanti tetap bisa menikmati alam Indonesia yang indah. Gak sebatas cerita sejarah yang bisa dibaca dari buku ataupun sosmed.
1. Kebakaran Hutan Di Sumatera dan Kalimantan
Sejak Juni 2015 wilayah Sumatera diselimuti dengan kabut asap yang berasal dari pembakaran sejumlah hutan gambut yang ada di sana. Mulai dari Jambi, Sumatera Selatan, Pekan Baru, Pelalawan, Rengat, dan sejumlah daerah lainnya. Kurang lebih ada sekitar 85 titik api yang ada di Sumatera. Padahal tanah yang terbakar tersebut merupakan area hutan margasatwa, tempat melindungi sejumlah flora dan fauna yang keberadaanya kian terancam. Yang membuat kebakaran di sini sulit dipadamkan bukan hanya karena tanah yang terbakar tipikal tanah gambut, dimana titik apinya bisa tertanam hingga kedalaman lima meter di bawah tanah, namun juga disebabkan karena musim kemarau panjang, angin kencang, dan juga El Nino.
Hal yang sama juga terjadi di Kalimantan dimana kawasan hutan suaka margasatwa dengan tipe tanah gambut juga, ikutan terbakar. Bahkan penyebab kebakaran di kedua pulau tersebut juga sama, akibat keserakahan manusia. Ya, pelaku pembakar adalah sejumlah perusahaan yang ingin membuka lahan di sana. Ada yang akan dibuka sebagai perkebunan sawit juga loh travelers, jadi gitu hutannya terbakar, keesokan harinya muncul bibit sawit. Dan itu tak lepas dari mudahnya pemerintah memberikan ijin pembakaran hutan untuk pembukaan lahan. Miris banget ya travelers :(
Pada 18 Oktober kemarin Gunung Lawu yang ada di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah terbakar. Penyebabnya sederhana, karena ada pendaki yang lupa memadamkan bekas perapian mereka hingga akhirnya merambat dan membakar hutan. Peristiwa ini membuat pendaki yang hendak turun harus kembali naik dan terjebak di puncak. Dan hingga kini kebakaran di Gunung Lawu masih belum bisa dipadamkan dan bahkan merambat ke pemukiman warga yang ada di Jawa Tengah. Tuh benerkan travelers, gara-gara hal yang sederhana saja bisa bikin bencana besar. Terlebih di musim kemarau kayak gini.
3. Kebakaran Di Gunung Merbabu
Beda satu hari, salah satu gunung di Magelang, yakni Gunung Merbabu, juga terbakar. Lokasinya berada di ketinggian 1.700- 2.000 meter dari permukaan laut. Hal ini cukup menyulitkan upaya pemadaman, meski sudah 4 kabupaten menurunkan personelnya untuk membantu pemadaman. Belum lagi cuaca yang tidak menentu semakin menyulitkan upaya pemadaman. Akibatnya 25 hektar lahan habis terlalap api. Sisa api pendaki diduga menjadi penyebab kebakaran ini.
Tak berlangsung lama, pada 21 Oktober terjadi kebakaran yang tak kalah hebat dari Gunung Lawu, yakni di gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Kini kebarakaran hutan ini pun juga telah merambat ke perkampungan warga. Bahkan populasi Elang dan Lutung yang ada di sana juga terancam hilang. Penyebabnya lagi-lagi dari keteledoran pendaki yang tidak memadamkan apinya dengan benar. Mending patuhi aja deh peraturan buat gak bikin perapian di musim kemarau, dari pada jadinya nyusahin banyak orang dan merusak lingkungan. Kan sayang jadinya kita gak bisa ke sana lagi sekarang. Buat memulihkannya juga lama loh. Padahal hutan dan gunung punya dampak yang besar buat kita. Jadi yuk sama-sama jaga alam kita. Kayak spirit para pecinta alam yang sejati ini, jangan tinggalin apapun selain jejak, jangan ambil apapun selain gambar, dan jangan bunuh apapun selain waktu ;)