Keindahan Raja Ampat udah ngga perlu diragukan lagi. Kepulauan yang terletak di barat laut Pulau Papua, persisnya di Sorong ini menjadi salah satu tempat favorit para pecinta olahraga menyelam dari dalam negeri maupun luar negeri sejak awal 2000an. Dan ternyata Raja Ampat menyimpan fakta mengapa tempat ini begitu tersohor ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Simak fakta-faktanya berikut ini.
Ditemukan Secara Tak Sengaja
Seorang penyelam berkebangsaan Belanda bernama Max Ammer mengunjungi kawasan ini pada tahun 1990. Tujuan awalnya adalah menelusuri keberadaan kapal dan pesawat yang digunakan dalam Perang Dunia II yang diduga karam di kawasan Raja Ampat. Ketika menyelam, Max Ammer sangat terpesona dengan keragaman biota di tempat tersebut. Maka pada tahun 1998 ia mengajak seorang ahli perikanan dari Australia, Gerry Allen, untuk mengadakan survei di Raja Ampat. Pencarian bangkai kapal dan pesawat itu sendiri ternyata membuahkan hasil. Berbagai peninggalan seperti mesin perang, kapal, dan pesawat bekas Perang Dunia II ditemukan di dasar laut Raja Ampat.
Jadi tak hanya keindahan biota lautnya saja, Raja Ampat juga menyimpan nilai historis tersendiri.
Layak Disebut Sebagai “Hutan Amazon di Bawah Laut”
Keanekaragaman spesies biota laut di perairan Raja Ampat bisa disamakan dengan Hutan Amazon di Brazil sana. Bukan tanpa alasan. Ketika Sobat menyelam, Sobat akan menjumpai bermacam-macam spesies, dari Papuan Epaulette hingga hiu karpet Wobbegong Shark, kuda laut jenis pigmy yang sebesar ruas kelingking hingga ikan besar dengan panjan mencapai lima meter, serta rombongan ikan Baracuda.
Asal Mula Nama Raja Ampat
Dalam bahasa Indonesia, Raja Ampat memiliki arti “Empat Raja”, yaitu empat orang raja yang menguasai kerajaan di wilayah tersebut. Diantaranya Wigeo, Misool, Salawati, dan Batanta. Diceritakan pada zaman dahulu kala ada sepasang suami istri yang tidak sengaja menemukan 6 butir naga di tepi sungai Waikeo. Karena lapar, mereka berniat untuk untuk memangsa telur tersebut. Namun tak disangka, lima dari enam telur tadi menetas dan keluar 5 bayi manusia, 4 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka diberi nama War, Betani, Dohar, dan Muhammad. Sementara yang perempuan diberi nama Pintolee. Semuanya dirawat baik oleh suami istri tersebut.
Suatu saat Pintolee kedapatan hamil di luar nikah. Dia kemudian dihukum dengan dihanyutkan di atas kulit bia (kerang besar) sampai akhirnya terdampar di Pulau Numfor. Sedangkan keempat saudaranya yang lain kemudian menjadi raja di empat pulau besar di kawasan tersebut. War menguasai Pulau Waigeo, Betani di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Mohamad di Waiga. Sedangkan, telur naga yang tidak menetas konon hingga saat ini masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari masyarakat setempat.
Salah Satu Destinasi Terbaik untuk Menyelam
Terdapat beberapa diving spot yang terkenal di Raja Ampat, seperti Manta Point, Mike’s Point, Sardine Reef dan Shark Point. Masing-masing point memiliki keistimewaan tersendiri. Misalnya saja di Manta point, Sobat dengan mudahnya menemukan ikan Manta yang memiliki diameter 9 meter yang hilir mudik di sekitar Sobat. Di sekitar Kepulauan Kaboei Bay Rock terdapat sebuah teluk yang di bawahnya merupakan sebuah terowongan batu karang. Disini juga terdapat gua-gua karang yang dihuni oleh kelelawar, dan di beberapa tempat ditemukan sisa-sisa tulang manusia.
Karena daerah Raja Ampat memiliki banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan. Istimewanya lagi, masih banyak situs terumbu karang yang belum pernah dijamah.
Terumbu Karang Terindah Ternyata Ada di Raja Ampat
Raja Ampat merupakan surganya terumbu karang. Ada beberapa kawasan terumbu karang yang kondisinya masih sangat baik dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat yang memisahkan Pulau Waigeo dan Pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepulauan Misool Timur Selatan dan Kepulauan Wayag.
Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Bagi yang tidak bisa menyelam pun, terumbu karang juga masih bisa dinikmati, yaitu di kampung Saondarek. Ketika pasang surut terendah, di sana bisa disaksikan hamparan terumbu karang yang tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Sumber : http://www.bintang.com/