Teluk Mayalibit merupakan sebuah distrik yang ada di Raja Ampat, Papua Barat, di mana secara administratif distrik ini terbagi menjadi beberapa desa atau kelurahan, seperti Kalitoko,Lopintol, dan Mumes. Nama Mayalibit sendiri merupakan gabungan dari kata Maya yang berarti orang-orang yang bermigrasi ke wilayah atau distrik ini. Sementara itu, kata libttmempunyai arti teluk.
Distrik yang dikenal juga sebagai teluk ini mempunyai struktur yang unik, di mana entuk atau struktur teluk ini membuat sejumlah air laut terisolasi atau terpisah dari sejumlah air laut lainnya. Sejumlah air laut yang terisolasi tersebut akan masuk ke dalam sebuah wilayah bermulut sempit yang luasnya kira-kira sekitar 350 meter.
Menurut sebuah penelitian, Teluk Mayalibit dinyatakan sebagai salah satu tempat yang berpotensi untuk menghasilkan sejumlah jenis ikan dan hewan laut lainnya, seperti ikan lema, teripang, dan beberapa jenis hewan laut lainnya. Tak hanya itu, teluk ini juga berpotensi sebagai hutan mangrove karena teluk ini mempunyai 27 jenis pohon mangrove yang masih lestari hingga kini.
Terdapat beberapa titik yang bisa disambangi oleh wisatawan di Teluk Mayalibit ini, yaitu: Kampung Lopintol, dan juga Air Jatuh. Kampung Lopintol merupakan sebuah perkampungan di Mayalibit yang tersohor akan metode penangkapan ikan lema yang dilakukan secara tradisional. Adapun cara tradisional itu adalah dengan dengan mengurung ikan-ikan lema ke dalam sebuah kurungan ikan dan ikan-ikan tersebut ditangkap dengan cara menyendok ikan-ikan tersebut dengan berbagai alat. Cara tersebut biasanya dilakukan di malam hari saat musim panen ikan lema telah tiba.
Titik lain di Teluk Mayalibit yang disambangi selanjutnya adalah Air Jatuh. Disebut demikian kareena bentuknya seperti air terjun, namun dengan ketinggian sekitar 500 hingga 100 sentimeter. Adapun air yang terkandung dalam Air Jatuh sendiri berasal dari air tawar yang mengalir dari gunung, dan kemudian jatuh di laut hingga air tersebut menjadi sebuah air payau yang berwarna kehijauan. Di Air Jatuh ini, wisatawan bisa meregangkan badan sembari beredam di dalam Air Jatuh, atau bisa juga merenangi Air Jatuh tersebut.