Benteng Fort De Kock adalah benteng peninggalan Belanda yang berdiri di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Benteng Fort De Kock ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825. Benteng Fort De Kock yang terletak di atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837. Disekitar Benteng Fort De Kock masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19. Pada tahun-tahun selanjutnya, di sekitar Benteng Fort De Kock ini tumbuh sebuah kota yang juga bernama Fort de Kock, kini Bukittinggi.
Sejak direnovasi pada tahun 2002 lalu oleh pemerintah daerah, kawasan Benteng Fort De Kock kini berubah menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City Park) dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park). Hingga saat ini, Benteng Fort de Kock masih ada sebagai bangunan bercat putih-hijau setinggi 20 m. Benteng Fort de Kock dilengkapi dengan meriam kecil di keempat sudutnya. Kawasan sekitar benteng sudah dipugar oleh pemerintah daerah menjadi sebuah taman dengan banyak pepohonan rindang dan mainan anak-anak.
Benteng Fort De Kock ini berada di lokasi yang sama dengan Kebun Binatang Bukittinggi dan Museum Rumah Adat Baanjuang. Kawasan Benteng Fort De Kock terletak di bukit sebelah kiri pintu masuk sedangkan kawasan kebun binatang dan museum berbentuk rumah gadang tersebut berada di bukit sebelah kanan. Keduanya dihubungkan oleh Jembatan Limpapeh yang di bawahnya adalah jalan raya dalam kota Bukit Tinggi. Kawasan ini hanya terletak 1 km dari pusat kota Bukittinggi di kawasan Jam Gadang, tepatnya di terusan jalan Tuanku nan Renceh.
Benteng Fort De Kock ini adalah satu dari dua benteng Belanda yang ada di Sumatera Barat , yang satu lagi terletak di Batusangkar dengan nama benteng Fort Van der Capellen karena dahulu dua kota inilah yang paling susah ditaklukan oleh Belanda saat perang Paderi.