Masih dalam suasana lebaran, kali ini kita akan membahas mengenai salah satu tempat wisata yang ada di Jakarta. Meski sebagian besar penghuni Jakarta berbondong-bondong pulang ke kampung halaman hingga membuat suasana Jakarta menjadi sepi dan lenggang, nyatanya ada sebagian daerah di Jakarta yang tetap terlihat ramai, yakni tempat-tempat wisata dengan antrian sejumlah pengunjung. Dan salah satu detinasi wisata yang nampaknya tak pernah bosan dikunjungi adalah Monumen Nasional. Ya, MONAS memang tidak hanya sebagai ikon Indonesia namun juga menjadi ikon dari Kota Jakarta. Karenannya kunjungan ke Jakarta terasa tak lengkap sebelum menyambangi MONAS. Mau wisatawan baru ataupun wisatawan lama, kunjungan ke Monas tetap tak bisa dilewatkan.
Bangunan MONAS yang setinggi 132 meter atau 433 kaki ini menjadi daya tarik utama wisatawan. Pasalnya MONAS menawarkan pemandangan kota Jakarta secara keseluruhan yang bisa dinikmati wisatawan dari ketinggiannya. Di Lapangan Medan Merdeka Jakarta Pusat, pengunjung juga bisa menikmati senam pagi yang rutin diadakan pada hari Minggu. Tak sia-sia ide Sang Proklamator, Ir. Soekarno, untuk mendirikan bangunan yang akan membuat siapa saja terkenang dengan semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah. Karena kini MONAS begitu diminati wisatawan sehingga mereka bisa belajar sejarah Indonesia dan menghayati nilai-nilai perjuangan. Selain itu tempat ini juga bisa menjadi tempat masyarakat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan bersama.
Pembangunan MONAS baru bisa dimulai pada 17 Agustus 1961 karena kondisi ekonomi Indonesia yang sempat memburuk. Dengan rancangan dari Frederich Silaban dan R. M. Soedarsono selaku arsitek, MONAS pun dibangun dengan bentuk lingga yang kesemua bangunannya berlapiskan marmer. Sementara untuk puncaknya dibuat dengan bentuk cawan dengan 77 bagian lidah api yang disatukan hingga setinggi 17 m dan berdiamater 6 m. Bentuk lidah api tersebut sebagai penggambaran semangat juang rakyat Indonesia yang tak pernah padam. Puncak MONAS terbuat dari perunggu dengan berat mencapai 14,5 ton dan berlapiskan emas seberat 45 kg. Emas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam, salah seorang pengusaha asal Aceh. Dengan bentuk dan bahan yang dimiliki MONAS, monumen ini memiliki harga yang cukup tinggi, hampir mencapai Rp 32,4 triliun.
Di tengah antrian kunjungan ke MONAS pada libur lebaran tahun ini, wisatawan bisa membayangkan bagaimana antrian kunjungan ke MONAS pada 12 Juli 1975 silam. Dimana pada saat itu Presiden Soekarno baru saja meresmikan MONAS untuk dibuka secara umum. Kini hanya dengan tiket masuk sebesar Rp 2.000 untuk anak, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 5.000 untuk dewasa, pengunjung sudah bisa menikmati kemegahan MONAS. Dari halaman luar nampak relief-relief timbul yang menceritakan sejarah Indonesia mengelilingi monumen. Relief ini menceritakan betapa besar sejarah Indonesia yang diawali dengan perjalanan sejarah kerajaan Singasari. Berlanjut ke sejarah kebesaran Kerajaan Majapahit dan juga perjuangan besar rakyat Indonesia dimulai dari penjajah Belanda dan juga Jepang. Kemudian ada relief yang menggambarkan peristiwa proklamasi yang berlanjut ke sejarah revolusi hingga kini Indonesia di masa modern. Semua perjalanan sejarah dari relief tersebut dibuat menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut sehingga pengunjung bisa menikmatinya searah jarum jam, yang seolah menunjukkan kronologis sejarah Indonesia.
Kemudian di bagian dasar monumen, pengunjung bisa mengunjungi Museum Sejarah Nasional dimana terdapat 48 diorama yang tersebar di empat sisinya dan juga 3 diorama yang berada di tengah. Diorama-diorama itupun juga menceritakan sejarah Indonesia hingga ke masa ORBA. Pengunjung juga bisa melihat langsung teks asli proklamasi yang disimpan di kotak kaca berlapis emas yang ada di ruang kemerdekaan. Selain teks proklamasi, ada pula lambang negara, peta Indonesia yang berlapis emas, dan tak ketinggalan bendera merah putih. Ruang kemerdekaan memiliki bentuk seperti cawan merupakan ruangan amphitheater. Ruangan ini juga digunakan untuk mengheningkan cipta dan juga dihiasi dengan teks-teks proklamasi di dindingnya.
Puas menjelajahi ruang waktu dengan sejarah Indonesia, kini waktunya untuknya melihat Jakarta dari ketinggian MONAS. Terdapat elevator yang berada di pintu sisi selatan dengan biaya sebesar Rp 2000 untuk anak, Rp 5000 untuk mahasiswa, dan Rp 10.000 untuk dewasa. Sebuah pelataran puncak berukuran 11×11 meter menjadi tempat untuk menikmati kota Jakarta. Pelatarn ini memiliki kapasitas hingga 50 orang. Di malam hari pemandangan di sekitar MONAS cukup menakjubkan dengan pemandangan lampu-lampu kota yang indah. Tak salah jika tempat yang buka setiap hari Selasa hingga Minggu ini selalu menjadi lokasi wisata favorit di Jakarta.
Refrensi: