Indonesia gak hanya kaya akan wisata alam yang menakjubkan namun juga sejumlah wisata sejarah yang mengagumkan. Banyak peninggalan sejarah yang bangunannya mampu mengundang decak kagum dunia. Seolah menegaskan bahwa sejak dahulu nenek moyang Indonesia adalah orang-orang yang gagah dengan sejumlah kerajaan dengan kekuasaan dan kejayaan yang melebihi luas negara Indonesia saat ini. Banyak dari kerajaan Hindu-Budha kala itu yang kekuasaannya mampu mencapai negeri tetangga. Mereka juga mampu membangun sejumlah bangunan yang mengundang decak kagum dunia. Tengok saja bangunan Candi Borobudur yang begitu megah dan hingga saat ini masih mengundang tanya bagi para peneliti dunia. Namun ternyata bukan hanya kaum Budha saja yang mampu membuat arsitektur dunia, pasalnya umat Hindu juga memiliki bangunan candi yang tak kalah megah dan cantik yang bernama Candi Prambanan. Kedua candi ini tidak hanya sebagai bukti kemajuan yang telah dicapai nenek moyang bangsa Indonesia namun juga menunjukkan bahwa kala itu kehidupan antara umat Hindu dan Budha bisa saling berdampingan. Karena keunikan dan kemegahan arsitekturnya, kedua candi ini pun menjadi salah satu warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO pada tahun 1991.
Candi Prambanan menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia dengan luasnya yang mencapai 39,8 hektar. Begitu luasnya hingga candi ini berada di antara dua kabupaten, yakni diantara Sleman, Yogyakarta dan Klate, Jawa Tengah. Namun secara administrasi kawasan candi ini masuk dalam wilayah Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Candi Prambanan juga menjadi kompleks candi tercantik di Asia Tenggara. Di kompleks Candi Prambanan ada sekitar 240 candi dengan pintu masuk yang menghadap ke masing-masing arah mata angin. Kabarnya Candi Prambanan adalah candi yang dibangun sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Siwa yang dikenal sebagai pdewa penghancur. Nama Candi Prambanan dalam sebuh prasasti bernama Siwaghra yang tersimpan di Museum Nasional Indonesia juga disebutkan dengan nama Siwaghra yang ditulis dengan bahasa sanksekerta dan berarti rumah Siwa.
Sebagai kompleks candi untuk Dewa Siwa maka tinggi bangunan candi induknya pun cukup lumayan, mencapai 47 meter. Sementara di samping kanan-kiri bangunan candi induk adalah banguan candi untuk Dewa Wisnu dan Brahma dengan ketinggian masing-masing mencapai 33 km. Ketiga bangunan candi ini dikenal dengan nama candi trimurti yang dilengkapi dengan arca masing-masing dewa. Selain itu juga terdapat tiga Candi Wahana di depan candi trimurti yang merupakan gambaran dari masing-masing kendaraan para dewa, seperti nandi untuk Dewa Siwa, garuda untuk Dewa Wisnu, dan angsa untuk Dewa Brahma. Masih banyak lagi candi yang ada di kompleks Candi Prambanan seperti Candi Apit, Kelir, dan Patok. Ada juga candi Perawara yang menggambarkan empat kasta dalam agama Hindu yakni kasta sudra yang berada di bagian paling luar, selanjutnya kasta waisya, ksatria, dan brahmana. Dinding Candi Prambanan juga dihiasi dengan sejumlah relief kisah Ramayana dan Krishanyana. Pada kisah Ramayana tergambar kisah kala Rama dan Hanoman berusaha merebut Sinta dari Rahwana. Sementara untuk kisah Krishanyana tergambar perjalanan hidup krishna yang merupakan reinkarnasi dari Dewa Wisnu.
Candi Prambanan juga dikenal sebagai Candi Roro Jonggrang yang dikenal melalui cerita masyarakat setempat. Roro Jonggrang yang merupakan putri kerajaan dikenal memiliki paras yang cantik hingga menarik Bandung Bondowoso untuk melamarnya. Karena tak menyukai Bandung Bondowoso maka Roro Jonggrang pun mengajukan syarat untuk dibuatkan 1000 candi dalam waktu semalam. Melihat usaha Bandung Bondowoso hampir selesai. Roro Jonggrang pun menumbuk padi hingga membuat ayam jantan berkokok lantaran dkikira telah pagi. Jin yang membantu Bandung Bondowoso pun kabur karena takut melihat matahari. Bandung Bondowoso yang marah dengan ulah Roro Jonggrang akhirnya mengutuk sang puteri untuk menjadi candi dan melengkapi 999 candi yang telah ia buat sebelumnya. Candi Dewa Siwa atau Candi Induk itulah yang diperkirakan sebagai candi Roro Jonggrang. Hal ini pula yang membuat Candi Prambanan juga dikenal dengan nama Candi Sewu.
Candi Prambanan sendiri diperkirakan dibangun pada masa Dinasti Sanjaya pada tahun 850 M. Seiring dengan perpindahan pusat Kerajaan Mataram ke daerah Jawa Timur lantaran letusan Gunung Merapi membuat bangunan candi akhirnya terbengkalai dan rusak. Hingga kemudian di tahun 1733 anak buah dari Sir Thomas Stamford Raffles yang bernama Collin Mackenzie menemukan puing-puing tersebut. Bahkan penemuan puing Candi Prambanan lebih dahulu dari pada Candi Borobudur. Perbaikan dan perbaikan terus dilakukan sehingga saat ini kita bisa menyaksikan kembali kemegahan dari bangunan Candi Prambanan. Hingga saat ini Candi Prambanan masih digunakan oleh umat Hindu untuk upacara keagamaan. Travelers juga bisa berkenalan dengan seni sastra dan tari Hindu melalui pertunjukan yang biasanya digelar pada malam bulan purnama. Candi Prambanan juga menjadi spot foto yang menarik, terutama untuk anda yang penggemar sunset. Jadi buat travelers yang pengen tour Yogyakarta, jangan lupa buat singgah ke Candi Prambanan ya ;)