Siapa yang tidak tahu tentang kota Bandung? Kota Bandung adalah salah satu kota metropolitanterkenal yang letaknya di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Selain itu, Kota Bandung juga merupakan ibukota provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terkenal sebagai kota pemerintahan dan juga kota pendidikan. Perlu Anda ketahui bahwa kota yang satu ini juga terkenal dengan potensi wisata yang dimiliki. Selain itu, kota Bandung memiliki udara dan suasana kota yang sejuk sehingga banyak wisatawan mancanegara maupun domestik yang tertarik untuk mengunjungi dan menikmati keindahan kota Bandung.
Di kota Bandung ada bangunan yang bisa dibilang menjadi ikon kota Bandung dan sudah dikenal oleh masyarakat luas bahkan hingga ke mancanegara. Gedung tersebut adalah Gedung Merdeka. Seperti apa gedung merdeka itu? dan bagaimana terbangunnya gedung merdeka di Bandung?
Museum Konferensi Asia Afrika terletak di sebuah gedung bernama Gedung Merdeka, yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bukan hanya isi museum ini yang membuatnya layak dikunjungi, tetapi juga bangunan itu sendiri dan kisah sejarah di baliknya.
Museum ini sebagai museum sejarah dibangun oleh arsitek Belanda yang terkenal; Van Gallen Last and C.P. Wolf Schoemaker pada tahun 1926. Dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, gedung ini digunakan sebagai markas oleh pejuang kemerdekaan Indonesia, melawan pasukan Jepang. Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949, dan pembentukan pemerintah federal Negara Pasundan, gedung Concordia sekali lagi digunakan sebagai gedung pertemuan umum, untuk pertunjukan seni, pesta, tarian, dan gala dinner.
Gedung ini menjadi terkenal setelah sebuah konferensi internasional bernama Konferensi Asia-Afrika yang diadakan pada tahun 1955. Konferensi ini merupakan Konferensi Asia-Afrika atau Afro-Asia berskala besar pertama - juga dikenal sebagai Konferensi Bandung - yang terdiri dari negara-negara Asia dan Afrika.
Awal tahun 1955, gedung ini direnovasi untuk memenuhi persyaratan konferensi internasional, dan berganti nama menjadi Gedung Merdeka (gedung kemerdekaan). Bangunan ini juga berfungsi sebagai gedung konvensi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (MPR), sebelum dipindahkan ke Jakarta pada tahun 1971.
Museum ini memamerkan koleksi objek tiga dimensi dan foto-foto dokumenter dari PertemuanTugu (Pertemuan Monumen), acara Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955. Program Reguler untuk museum adalah: pameran permanen, kuliah, pelatihan, kepramukaan, dan kerja sama. Fasilitas museum adalah: ruang pameran permanen, ruang pameran sementara, audio visual, pemutaran film, auditorium, perpustakaan, ruang penyimpanan koleksi, dan ruang administrasi.
Arsitektur bangunan ini dirancang pada tahun 1926 dalam gaya art deco oleh Van Galen dan C.P. Wolff Schoemaker, keduanya profesor di Technische Hogeschool (hari ini ITB) dan arsitek terkenal saat itu. Gedung Merdeka ini memiliki luas sekitar 7500 m² dan memiliki lantai marmer Italia, beberapa sedan dan kamar dalam finishing kayu cikenhout, dan dihiasi dengan lampu kristal di bagian langit-langit.
Bangunan pertama di situs di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Asia-Afrika dibangun pada tahun 1895 untuk Sociëteit Concordia. Pada tahun 1926 dibangun kembali oleh Wolff Schoemacher, Albert Aalbers dan Van Gallen. The Sociëteit Concordia adalah tempat dansa, tempat hiburan dan tempat pertemuan sosial bagi orang-orang kaya di Bandung dan sekitarnya. Itu termasuk pemilik atau karyawan perkebunan, perwira, pejabat, dan pengusaha kaya. Selama akhir pekan, bangunan itu dipenuhi oleh orang-orang yang menikmati pertunjukan seni, tarian sosial, dan makan malam.
Selama pendudukan Jepang di Indonesia, bangunan ini diberi nama Dai Toa Kaman dan berfungsi sebagai pusat budaya.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, gedung ini digunakan sebagai markas pejuang kemerdekaan Indonesia melawan pasukan Jepang.
Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949, dan pembentukan pemerintah federal Negara Pasundan, gedung Concordia sekali lagi digunakan sebagai gedung pertemuan umum, untuk pertunjukan seni, pesta, tarian, dan gala dinner.
Pada tahun 1954, pemerintah Indonesia menunjuk Bandung sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika, gedung Concordia dipilih sebagai tempat konferensi Internasional ini. Saat itu Concordia adalah aula terbesar dan termegah di Bandung, dengan lokasi strategis dekat Savoy Homann Hotel dan Preanger Hotel di pusat kota. Pada awal 1955, gedung ini direnovasi untuk memenuhi persyaratan konferensi internasional oleh Ir. R. Srigati Santoso, dan berganti nama menjadi Gedung Merdeka (gedung kemerdekaan). Bangunan ini juga berfungsi sebagai gedung konvensi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (MPR).
Pada tahun 1965, Gedung Merdeka adalah tempat untuk Konferensi Islam Asia-Afrika. Pada tahun 1971 semua pertemuan dan kegiatan Dewan Perwakilan dipindahkan ke Jakarta. Pada bulan Maret 1980, gedung ini menyelenggarakan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika, dan Museum Konferensi Asia-Afrika diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Lokasi Gedung Merdeka Bandung ini sangat strategis karena letaknya berada di tengah kota Bandung. Alamat Gedung Merdeka Bandung ini berada di Jl. Asia Afrika No. 65, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111. Anda bisa menuju Gedung Merdeka ini dengan menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan kendaraan umum yang tersedia di kota Bandung yaitu angkot.